Kita tahu bahwa Listrik merupakan kebutuhan primer untuk kehidupan kita. Tanpa listrik semua pekerjaan yang menggunakan peralatan elektronik akan terhambat. Meningkatnya populasi penduduk di Indonesia dan banyaknya angka konsumsi energi konvensional seperti fosil, menjadi penyebab utama pemerintah mendorong pemberlakuan transisi energi. Pemerintah Indonesia mendukung adanya transisi energi, agar keberlangsungan energi di Indonesia tetap terjaga. Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Indonesia, Indonesia ikut berkomitmen dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060. Tak hanya itu pemerintah mendorong pencapaian pengembangan energi baru terbarukan seperti pemanfaatan energi matahari.
Menuju transisi energi, apa yang kamu ketahui tentang PLTS? PLTS merupakan sumber energi terbarukan, PLTS atau singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga surya secara langsung, dalam pemanfaatannya sendiri jumlah energi cahaya matahari yang bisa diubah tergantung pada konversinya. Dalam proses pemanfaatannya energi surya mempunyai beberapa tahapan yang harus diperhatikan seperti komponen, desain, dan perizinannya.
Perlu diperhatikan energi surya memiliki sifat intermiten yang artinya tidak tersedia secara terus menerus, sehingga berpengaruh dalam listrik yang dihasilkan. Dengan adanya hal tersebut, perlu adanya baterai sebagai opsi untuk memecahkan masalah intermiten, tetapi dalam pemakaian on-grid tidak perlu menggunakan baterai sebagai penyimpanan listrik, bisa juga dipasang secara hybrid dengan jenis sumber energi yang tidak memiliki sifat intermiten. Dalam sistem PLTS sendiri terdapat 3 jenis sistem PLTS yaitu, PLTS On-Grid yaitu PLTS yang tersambung ke jaringan PLN, PLTS Off-Grid yaitu PLTS yang bekerja sendiri atau tidak tersambung dengan jaringan PLN biasa dipakai di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), dan PLTS Hybrid yaitu tersambung/terkoneksi dengan sumber pembangkit lain untuk mensuplai beban yang sama.
PLTS merupakan sebuah sistem pembangkit listrik yang energinya bersumber dari radiasi matahari melalui konversi sel fotovoltaik. Sistem fotovoltaik mengubah radiasi sinar matahari menjadi listrik. Sistem PLTS sendiri memiliki beberapa komponen diantaranya:
Dalam pemasangan PLTS Atap terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil energi listrik dari panel surya, sebelum memperhatikan faktor pemasangan PLTS konsumen harus memahami desain sistem PLTS. Desain sistem PLTS dapat mempengaruhi kinerja dan jumlah energi yang dihasilkan, oleh karena itu harus memastikan jumlah kebutuhan energi listrik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil keluaran energi listrik dari PLTS Atap yaitu:
Dari faktor-faktor diatas merupakan faktor yang mempengaruhi keluaran modul. Untuk memaksimalkan intensitas matahari yang diserap oleh PV, maka perancangan harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Perlu diperhatikan lagi PLTS merupakan pembangkit listrik yang memiliki prospek yang baik untuk mendorong adanya transisi energi. Dengan memperhatikan komponen dan desainnya diharapkan konsumen bisa lebih memahami terkait pemasangan instalasi PLTS atap. Dalam pemasangan PLTS atap bisa dilakukan oleh pihak yang profesional, yang berfungsi sebagai penyedia layanan jasa pemasangan PLTS dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam pemasangan PLTS. (Dhea Sugiyanti)